Pengantar
Inovasi Ketahanan Komunitas (INANTA) adalah Organisasi nirlaba dan Lembaga konsultan pemberdayan berbadan hukum nasional, telah bekerja bersama Masyarakat dan Pemerintah Daerah, mengembangkan program pemberdayaan masyarakat (Community Development), dan Pengurangan Risiko Bencana (Disaster Risk Reduction) pada 12 Provinsi di Indonesia termasuk Sulawesi Selatan.
Inovasi Ketahanan Komunitas, saat ini dengan dukungan CWS Indonesia dan Australian NGO Cooperation (ANCP-AFP) akan melaksanakan program Community Led Early Action and Resilience (CLEAR) atau Program Aksi Dini Kesiasiagaan Bencana dan Ketangguhan Iklim Berbasis Masyarakat di 4 Kelurahan ( Tamangapa, Manggala, Katimbang dan Paccerakkang) di Kota Makassar.
Gambaran umum PROGRAM
Risiko Bencana dan Perubahan Iklim
Cuaca ekstrim yang terjadi dan tidak terduga merupakan dampak serius dari perubahan iklim global. Laporan Intergovernmental Panel of Climate Change kelima (IPCC AR5, 2014) menyebutkan bahwa pemanasan iklim global yang terjadi sejak tahun 1950 berdampak pada meningkatnya frekuensi dan intensitas cuaca ekstrim yang dapat mengganggu produksi pangan dan pertumbuhan ekonomi serta pembangunan.
Latar Belakang Masalah
Makassar adalah ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan. Kota ini terletak di pesisir barat daya Pulau Sulawesi. Makassar adalah kota terpadat dengan 1.432.189 penduduk (15,52% dari populasi Sulawesi Selatan). Sumber : BPS. (2022). : https://sulsel.bps.go.id/indicator/12/83/1/jumlah-penduduk-menurut-kabupaten-kota.html
Dari segi geografis, luas wilayah Kota Makassar adalah 175,77 km2. Tiga sungai utama mengalir melalui kota ini, yaitu Sungai Maros di bagian utara, Sungai Tallo di bagian tengah, dan Sungai Jeneberang di bagian selatan. Iklim kota Makassar adalah muson tropis dengan suhu rata-rata 27.5°C (suhu tertinggi 32.5°C dan terendah 22.5°C). Intensitas curah hujan rata-rata adalah 3.137 mm/tahun. Bulan November hingga April memiliki curah hujan tertinggi.
Selain itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bahwa curah hujan tertinggi di Sulawesi Selatan pada tahun 2019 adalah 3.669,00 mm, terjadi di Makassar. Dengan demikian, hal ini membuat Makassar dikategorikan sebagai daerah dengan curah hujan tinggi di Sulawesi Selatan. Sumber BNPB. (2021, p. 5). Kajian Resiko Bencana Nasional Provinsi Sulawesi Selatan 2022 – 2026.
Asian Development Bank (ADB) menyatakan bahwa intensitas curah hujan selama musim hujan di Makassar telah meningkat dan akan memicu peningkatan potensi banjir di masa depan. Oleh karena itu, daerah-daerah aliran sungai, terutama yang dekat dengan sungai-sungai besar menjadi daerah yang rawan banjir. Perubahan cuaca dan curah hujan m-merupakan salah satu elemen kunci dari perubahan iklim yang diidentifikasi oleh ADB.
ADB juga menambahkan bahwa kenaikan permukaan air laut merupakan elemen kunci lainnya sebagai pemicu potensi banjir. Sebagian besar wilayah Makassar merupakan dataran rendah. Ketinggian rata-rata Makassar bagian barat adalah 0 – 5 m, sementara di bagian timur dan utara adalah 5 – 25 m. Antara tahun 1993 – 2022, permukaan air laut telah meningkat hingga 7,5 cm dan diprediksi menjadi 88,16 cm pada tahun 2025, kemudian 1,14 m pada tahun 2050, dan 1,44 m pada tahun 2100. Oleh karena itu, area-area utama ini berkontribusi terhadap migrasi dan kerusakan infrastruktur, mempengaruhi perikanan, ekonomi kelautan, dan pertanian, meningkatkan penyakit, mengurangi ketersediaan air bersih, dan berkontribusi terhadap bencana alam. Sumber :ADB. (2021, p. 111). Makassar: Urban Situation Assessment. Ramboll Australia Pty Ltd.
Tujuan Utama Project: Penguatan Ketahanan Masyarakat dan Pemerintah Kota Makassar dalam Menghadapi Dampak Perubahan Iklim
Project Objektif:
- Peningkatan kapasitas dan motivasi anggota masyarakat untuk melakukan penilaian kerentanan perubahan iklim dan menyusun rencana aksi adaptasi yang berbasis komunitas
- Organisasi masyarakat sipil dan Pemerintah terkait berhasil memodifikasi sistem perencanaan pembangunan dalam mendukung perencanaan dan strategi adaptasi perubahan iklim
- Adaptasi berbasis komunitas yang sukses, strategi baik /rencana maupun tindakan tertentu yang sukses dibagikan kepada komunitas lain.
Upaya untuk mengatasi perubahan iklim tidak akan mungkin terjadi tanpa melihat situasi dan kondisi masyarakat saat ini, baik terkait upaya-upaya adaptasi yang telah dilakukan maupun harapan terkait adaptasi perubahan iklim. Oleh karena itu, pada tahap awal, penting untuk memahami situasi masyarakat saat ini yang khususnya rawan bencana akibat iklim serta peran pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya dalam upaya tersebut. Upaya pemahaman tersebut akan didapatkan melalui hasil baseline survey.
B. TUJUAN BASELINE SURVEY
Objektif Baseline Survey:
Tujuan umum dari survei dasar ini adalah untuk memberikan gambaran yang komprehensif tentang wilayah intervensi proyek dengan melihat lembaga dan komunitas mereka terkait dengan pengetahuan, sikap dan praktik (Knowledge, Attitude and Practices–KAP) Pengurangan risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim yang akan digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan strategi intervensi, sehingga pada akhirnya memungkinkan untuk secara efektif mengukur dampak program
Survei baseline ini untuk menangkap informasi tentang KAP masyarakat di wilayah program tentang informasi umum adaptasi perubahan iklim termasuk adaptasi mata pencaharian, pengurangan risiko bencana, kesiapsiagaan tanggap darurat, aksi dini bencana dan sistem peringatan dini berbasis masyarakat. Sejalan dengan itu, baseline ini juga ingin mengukur KAP pemerintah sasaran khususnya tentang kapasitas dan kompetensi BPBD Kota Makassar, Dinas Sosial Kota Makassar dan pemangku kepentingan terkait tentang manajemen risiko bencana dan tanggap darurat sehubungan dengan peraturan penanggulangan bencana (PB) yang ada. Selain itu, survei juga berupaya mengukur tingkat KAP penerima manfaat pada isu lintas sektoral yang mencakup gender, isu perlindungan anak dan inklusi disabilitas ketika membahas praktik adaptasi perubahan iklim (CCA) dan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) serta tindakan respon bencana.
Ruang Lingkup Kegiatan yang bertujuan untuk mencapai tujuan berikut:
Objective | Key Information |
Mengukur tingkat KAP komunitas sasaran pada adaptasi berbasis komunitas terkait kerentanan iklim.
Ini mencakup masalah adaptasi/mekanisme koping, penggunaan lahan dan produksi pertanian, kerentanan petani terhadap perubahan iklim, teknologi dan intervensi yang dipromosikan, dan kebijakan adaptasi. | • Untuk mengetahui informasi tentang karakteristik demografi yang penting dalam pelaksanaan intervensi program • Untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang ancaman, kerentanan, kapasitas dan risiko. • Kerentanan petani terhadap perubahan iklim. • Untuk mengetahui praktik adaptasi komunitas – faktor-faktor yang menentukan pilihan strategi adaptasi mereka, terutama pada mata pencaharian (dipilah berdasarkan jenis kelamin) • Untuk mengetahui demografi rumah tangga – pendapatan, akses ke pasar, akses ke lembaga keuangan, dan informasi iklim. • Mengetahui komunitas siaga bencana sebagai kelompok responsive di masyarakat • Mengetahui tingkat kesiapsiagaan bencana rumah tangga • Mengetahui pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang sistem peringatan dini berbasis masyarakat • Untuk mengetahui kapasitas pemerintah desa terkait adaptasi perubahan iklim dan kesiapsiagaan bencana
|
Mengukur tingkat KAP masyarakat sasaran dan pemerintah dalam pengurangan risiko bencana (PRB).
Hal ini meliputi partisipasi masyarakat, minat, pengetahuan, keterampilan dan sikap mereka dalam pengurangan risiko bencana, kesiapsiagaan tanggap darurat, tindakan dini bencana dan sistem peringatan dini berbasis masyarakat – khususnya kelompok sasaran dalam masyarakat sasaran.
| • Untuk mengetahui kompetensi awal para pelaku PB (yaitu BPBD, Dinas Sosial) dan pemangku kepentingan terkait di Kota Makassar • Untuk mengetahui peraturan PB yang ada yang mendukung peran dan tanggung jawab BPBD dan pemangku kepentingan terkait di Kota Makassar • Mengetahui rencana / kegiatan terkait PRB yang telah dimasukkan ke dalam RPJM / RKP Kelurahan |
Mengukur tingkat target penerima KAP pada isu-isu lintas sektoral seperti gender, perlindungan anak dan inklusi disabilitas. | • Untuk mengetahui apakah kebutuhan anak-anak, disabilitas ditangani dengan tepat selama perubahan iklim dan intervensi PRB • Untuk mengetahui apakah kebutuhan anak-anak, disabilitas ditangani dengan tepat selama keadaan darurat • Untuk mengetahui apakah para penyandang disabilitas difasilitasi untuk terlibat dalam praktek CCA dan PRB dan tanggap darurat • Untuk mengetahui apakah kelompok perempuan dalam arti yang luas terlibat dalam perubahan iklim dan intervensi PRB • Untuk mengetahui apakah fasilitas yang berkaitan dengan tanggap bencana telah disesuaikan dengan kebutuhan khusus (tempat tinggal, EWS, jalur evakuasi, dll) |
- TARGET BASELINE SURVEY
Hasil baseline ini diperuntukkan bagi beberapa pihak karena akan berguna untuk dimanfaatkan lebih lanjut sebagai pembelajaran bagi pengelolaan, intervensi dan akuntabilitas. Sasarannya adalah:
- INANTA
- CWS
- AfP-ANCP
- Penerima manfaat yang telibat dalam program dan masyarakat lainnya, pemerintah dan pemangku kepentingan di Kota Makassar
- Wilayah Baseline
Survei akan dilaksanakan di 4 Kelurahan di Kota Makassar, detail wilayah program sebagai berikut:
- Tamangapa
- Manggala
- Paccerakkang
- Katimbang
METODOLOGI BASELINE SURVEY
Mengakomodasi semua indikator hasil yang diperlukan, metode survei dasar harus mencakup data rinci tentang penerima manfaat (baik penerima manfaat langsung, remaja laki-laki dan perempuan, dan tidak langsung: masyarakat di Kota Makassar), data sekunder, data kuantitatif dan Kualitatif.
Semua data kualitatif dan kuantitatif, yang dikumpulkan melalui penilaian harus dipilah berdasarkan lokasi, usia dan jenis kelamin, yaitu anak perempuan, anak laki-laki, laki-laki dan perempuan secara terpisah, disabilitas.
Konsultan akan mengembangkan kuesioner khusus untuk setiap pemangku kepentingan yang berkaitan dengan implementasi program. Konsultan bertugas mengukur indikator di semua proyek. Konsultan juga bertugas untuk memastikan pengumpulan data oleh enumerator sehingga dapat mengoreksi dan melengkapi proses pemasukan data dengan baik
Metodologi dan alat penelitian berikut akan digunakan (tetapi tidak terbatas) selama studi penelitian.
- Dokumen Sekunder: Melakukan tinjauan literatur yang direferensikan dengan jelas, dokumen terkait, kesepakatan dan kebijakan yang berkaitan dengan pengurangan / pengelolaan risiko bencana, kejadian bencana, sistem peringatan dini, lembaga penanggulangan bencana, dll (baik dokumen resmi nasional maupun internasional)
- Data kualitatif: akan memungkinkan verifikasi persepsi dan pengalaman masyarakat (laki-laki, perempuan, anak perempuan dan anak laki-laki, disabilitas) dan pemangku kepentingan utama. Konsultan sebaiknya menggunakan pendekatan kualitatif, seperti diskusi kelompok terfokus dan wawancara informan kunci. Berikut adalah key informan dari masing-masing stakeholder.
- Masyarakat di empat Kelurahan: Tamangapa, Manggala, Paccerakkang dan Katimbang di Kota Makassar
- Informan kunci harus mengetahui kondisi desa, masyarakat khususnya kerentanan (petani) terhadap perubahan iklim, bencana akibat perubahan iklim, adaptasi dan mekanisme respon saat ini dll.
- BPBD Kota Makassar, Dinas Sosial Kota Makassar dan pemangku kepentingan terkait (yaitu BMKG, Dinas Pertanian Holtikultura dan perkebunan, Dinas Ketahan Pangan dan perikanan, BAPPEDA, Dinas Lingkungan Hidup, dll). Informan kunci harus mengetahui kondisi BPBD dan Dinas Sosial Kota Makassar dan kapasitas pemangku kepentingan terkait dalam manajemen tanggap dan rencana kontingensi.
- Jumlah sampel tiap desa didistribusikan secara proporsional menurut jumlah rumah tangga dan metodologi yang digunakan dalam analisis
- Data kuantitatif: Untuk beberapa indikator proyek, perlu dilakukan survei yang mengeksplorasi pengetahuan, sikap dan praktik – tentang kapasitas adaptasi di level rumah tangga, tingkat kesiapsiagaan bencana dan kompetensi BPBD saat ini – di wilayah proyek.
Pertimbangan etis dan perlindungan anak dalam penelitian
Tim konsultan harus mengikuti Prinsip Etis untuk melibatkan subjek manusia dalam penelitian dan mendapatkan persetujuan tertulis/lisan dari subjek manusia. Izin dari orang tua harus dimintakan jika anak-anak di bawah 18 tahun terlibat sebagai subjek. Persetujuan yang ditandatangani oleh setiap anak dan / orang tuanya perlu dilakukan setelah menjelaskan tujuan studi dan penggunaannya.
- WAKTU PELAKSANAAN BASELINE
No | Kegiatan | Periode Pelaksanaan |
1 | Pengembangan dan review TOR | 10 – 20 Sept 2023 |
2 | Publikasi Recruitment konsultan dan seleksi Konsultan | 10-20 Oct 2023 |
5 | Penetapan konsultan dan Offeriing letter serta Contract | 21-25 Oct 2023 |
6 | Konsultan konsultasi dengan INANTA dan CWS untuk penyempurnaan proposal included submit tools | 26-27 Oct-2023 |
7 | Presentase Proposal dan Detil Kegiatan Baseline oleh konsultan | 28 Oct 2023 |
8 | Review tools pengambilan data dan Brief Enumerator oleh konsultan | 29 Oct – 5 Nov 2023 |
9 | Pengambilan data, analisis data dan penyusunan | 6- 12 Nov 2023 |
10 | Konsultan memasukkan Draft laporan awal ke INANTA-CWS | 13-17 Nov 2023 |
11 | Review draft laporan awal Baseline oleh INANTA & CWS | 18 – 24 Nov 2023 |
12 | Feed back Lap. awal dari INANTA-CWS ke konsultan | 25-28 Nov 2023 |
13 | Konsultan memasukkan Final Draft Laporan ke INANTA & CWS | 29-31 Nov 2023 |
14 | Review final draft by INANTA-CWS | 1-3 Dec 2023 |
15 | Keputusan dari INANTA & CWS tentang Final Report | 4-5 Dec 2023 |
16 | Final report: Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris | 6 – 8 Dec 2023 |
17 | Pencetakan Laporan dan desiminasi | 9-10 Dec 2023 |
- PELAKSANA BASELINE SURVEY
Baseline survei menggunakan konsultan yang direkrut berdasarkan prosedur CWS-INANTA. Konsultan baseline dapat berupa konsultan individu maupun perorangan. Tanggung jawab dan kualifikasi konsultan dijelaskan sebagai berikut:
- Tanggung Jawab Konsultan
- Mengirimkan proposal survei (dalam Bahasa Indonesia) dan termasuk rencana analisis
- Kuesioner survei yang mencakup pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif (Bahasa Indonesia)
- Kumpulan data mentah dalam SPSS dan / atau Excel termasuk buku kode (kuantitatif dan kualitatif), transkrip data kualitatif untuk masa mendatang digunakan oleh INANTA-CWS/AfP-ANCP. Kumpulan data harus dalam format yang sesuai (SPSS, Excel dan Word) dan harus diserahkan bersama dengan evaluasi akhir
- Bobot sampling yang digunakan dalam analisis data
- Presentasi temuan awal kepada tim INANTA-CWS setelah kegiatan lapangan dilakukan
- Draf Laporan dengan hasil survey pendahuluan untuk kuantitatif dan kualitatif (dalam Bahasa Indonesia) diproduksi paling lambat tanggal 30 Oktober 2023
- Materi presentasi temuan (dalam Bahasa Indonesia) yang merangkum temuan kunci dari evaluasi yang disampaikan bersama dengan laporan evaluasi akhir.
- Laporan akhir (baik dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia) termasuk ringkasan penelitian
- Skill dan Kualifikasi Konsultan
- Memiliki latar belakang akademik, pengetahuan, pengalaman dan kapasitas yang menunjang untuk mengelola survei dan pelaporan
- Menunjukkan keahlian dalam adaptasi perubahan iklim, manajemen risiko bencana / masalah pengurangan risiko bencana dan tanggap bencana
- Rekam jejak dalam mengembangkan dan melaksanakan berbagai jenis survei termasuk pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif
- Pengalaman dalam mengelola dan mengkoordinasikan evaluasi / latihan penelitian, menghasilkan keluaran yang disepakati tepat waktu dan sesuai anggaran
- Pengalaman dalam pengumpulan dan analisis data menggunakan metodologi partisipatif
- Pengalaman sebelumnya bekerja dengan pemerintah dan masyarakat menggunakan pendekatan partisipatif
- Kemampuan untuk bekerja dengan komunitas dalam bahasa lokal yang relevan (dalam hal ini Kota Makassar akan diutamakan)
- Keterampilan entri data dan analisis kuantitatif yang kuat dan pengalaman sebelumnya menggunakan perangkat lunak analisis statistik
- Kemampuan untuk menanggapi komentar dan pertanyaan secara tepat waktu dan tepat
- Mampu menulis laporan berkualitas tinggi, jelas, ringkas dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia.
- Budget
- Dana yang tersedia sebesar 50.000.000 (Lima puluh juta rupiah) yang akan mencakup semua biaya seperti transportasi, akomodasi, professional fee, pajak*dll. Dana yang ditawarkan adalah biaya kotor. Pajak penghasilan akan dipotong dari harga yang ditawarkan
- Konsultan wajib mengajukan budget proposal yang berisi rincian rencana anggaran seperti biaya konsultan dan tim, transportasi, alat tulis, dan keperluan survey lainnya.
- PROSEDUR PENDAFTARAN EKSTERNAL KONSULTAN
Tahap Pertama:
Konsultan yang berminat harus menyerahkan Pernyataan Minat kepada INANTA: yayasaninanta@gmail.com cc inantacentre@gmail.com selambat-lambatnya pada 06 Oktober 2023 Pukul 16.00 WITA dengan melampirkan dokumen yang dipersyaratkan sebagai berikut:
- Profil Organisasi atau CV untuk individual konsultan
- Proposal yang memuat:
- Proposal Teknis yang berisikan uraian usulan kegiatan, metodologi (desain sampling, teknik pengumpulan data), dan rencana pelaksanaan yang meliputi jadwal studi dan jadwal waktu analisis data. Proposal teknis harus menunjukkan pemahaman etika studi, kualifikasi anggota tim studi dan CV tim, serta peran mereka dalam studi. Konsultan juga harus menjelaskan pengalamannya dalam melakukan survei serupa, serta kemampuan finansial dan teknis.
- Budget Proposal yang berisi rincian rencana anggaran seperti biaya konsultan dan tim, transportasi, alat tulis, dan keperluan survey lainnya.
Tahap Kedua: Berdasarkan proposal yang diterima, INANTA akan memilih kandidat berdasarkan kriteria yang dibutuhkan dan mengundang untuk wawancara teknis berdasarkan usulan proposal. INANTA kemudian akan melanjutkan dengan memilih dan menunjuk konsultan, dan membuat kontrak kerja dengan konsultan terpilih.
Untuk informasi lebih lanjut silahkan konfirmasi ke : 0812-2244-5151
More Information
- Salary Offer 50,000,000,- (All in included Tax)